Guru atau pengajar di PKBM memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing peserta didik. Pada dasarnya, tugas Expert di PKBM tidak jauh beda dengan Expert di lembaga pendidikan lainnya, namun pada praktiknya, guru di PKBM harus lebih tanggap terhadap kebutuhan peserta didik dan memahami keadaan sosial ekonomi peserta didik.
Peserta dipandu dalam mempelajari teknik memasak makanan dan minuman pembuka, utama hingga pencuci mulut. Tujuannya agar masyarakat bisa meningkatkan keterampilannya dalam mengolah makanan dan bisa membuka usaha makanan.
Peserta diajarkan tentang teknik menjahit dan membuat pakaian dari awal hingga selesai. Diharapkan, dengan mengikuti program ini, peserta menjadi ahli di bidang menjahit sehingga bisa membuka usaha sendiri atas dasar pelatihan ini.
Dalam PKBM, guru lebih fokus pada kemajuan siswa dan memberikan berbagai metode dan teknik pembelajaran yang sesuai untuk setiap individu.
Namun, pembelajaran di PKBM biasanya lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat dewasa yang sibuk dengan pekerjaan maupun keluarga. Para siswa dapat mengikuti pembelajaran secara paruh waktu atau bahkan bisa mengambil latihan darat di luar kelas.
PKBM bertitik berlandaskan pada kebermaknaan dan kebermanfaatan program bagi warga belajar dengan menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri.
Fungsi PKBM dalam hal ini, tidak hanya berfungsi sebagai tempat try here pertemuan antara pengelola dengan sumber belajar dan warga belajar serta dengan tokoh masyarakat atau dengan berbagai lembaga (pemerintah dan swasta/LSM, ormas), akan tetapi PKBM berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyarakat dalam berbagai bidang sesuai dengan kepentingan, masalah dan kebutuhan masyarakat serta selaras dengan asas dan prinsip Mastering Modern society atau pengembangan pendidikan dan pembelajaran (daily life very long learning dan lifestyle extended schooling).
PKBM memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang layak tanpa harus terikat dengan biaya dan jarak yang sering menjadi penghalang.
Pada period electronic seperti saat ini, perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memberikan solusi bagi beberapa permasalahan yang dihadapi oleh PKBM di Indonesia. Salah satu contohnya adalah:
Hal ini tidak dimungkinkan di sekolah konvensional yang memiliki jadwal tetap dan keterbatasan waktu belajar di luar jam sekolah.
Pembelajaran di program pendidikan dasar biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan jenjang pendidikan peserta, dengan menggunakan kurikulum yang tidak jauh berbeda dengan kurikulum sekolah official.
PKBM selama ini terus dibangun dan dijalankan oleh masyarakat dengan swadaya. Namun, dukungan dari pemerintah dalam hal anggaran dan pengakuan terhadap lembaga PKBM masih belum optimum.
Fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar di PKBM harus mengakomodir kebutuhan peserta didik dan staf. Beberapa fasilitas pendukung yang biasanya ada di PKBM antara lain:
Plan Keterampilan di PKBM merupakan method yang ditujukan kepada masyarakat untuk meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis mereka. PKBM menawarkan berbagai system keterampilan, seperti menjahit, memasak, dan berkebun, yang sangat berguna bagi masyarakat untuk memperoleh tambahan penghasilan.